JURNAL KHUSUS

PENGERTIAN:
Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi secara berulang-ulang. Dan jurnal khusus biasanya dirancang untuk mencatat transaksi tertentu secara khusus. Misalnya transaksi penerimaan tunai dicatat pada satu buku harian, pembelian kredit dicatat pada suatu buku harian dan seterusnya. Sehingga kapan saja informasi diperlukan, jurnal khusus dapat memberikan informasi secara cepat dan tepat.

FUNGSI:
1. Meringankan pekerjaan karena mudah diposting ke Buku besar
2. Memungkinkan dilakukannya pembagian kerja
3. Menghemat biaya dan tenaga

4. Pengendalian internal bisa dilaksanakan dengan baik

MANFAAT:
o Memungkinkan pembagian pekerjaan
o Memudahkan pemindahbukuan ke buku besar
o Memungkinkan pengendalian intern yang lebih baik
o Memudahkan pencatatan dengan sistematis
o Lebih efektif dan efisien
o Pemrosesan data lebih cepat

Jurnal khusus terdiri dari 5 macam yaitu :
1.Jurnal Pembelian(Purchases Journal): 
Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian secara kredit. Pada akhir periode, jurnal pembelian akan diposting ke dalam buku besar dengan mendebit akun pembelian dan mengkredit akun utang dagang. Buku tambahan yang dibuat untuk membantu mencatat dalam jurnal ini adalah buku utang dan buku persediaan.
Keuntungan Jurnal Pembeli:
  • Memudahkan dalam pencatatan transaksi
  • Mudah mencarinya, karena transaksi yang ada dijurnal ini hanya memuat tentang transaksi pembelian, jadi jika transaksi dalam suatu perusahaan itu banyak, mudah untuk menemukannya, tinggal cari dijurnal pembelian.
Jika jurnal pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan secara kredit dapat berbentuk sebagai berikut:
Jurnal pembelian                                                                                            Halaman....

 Keterangan;
  1. Kolom tanggal untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi pembelian.
  2. Untuk mencatat nomor faktur atas pembelian barang dagangan.
  3. Tempat mencatat nama dan alamat kreditur, darimana perusahaan membeli barang dagangan tersebut.
  4. Untuk mencatat syarat pembayaran sebagaimana tercatum dalam faktur, misalnya 2/10,n/30
  5. Tempat memberi tanda ( v ) setelah jumlah tersebut dipindahkan kerekening-rekening buku besar pembantu yang sesuai.
  6. Tempat mencatat jumlah rupiah sesuai dengan yang tercatat dalam faktur.
Jika jurnal pembelian digunakan untuk mencatat semua pembelian secara kredit, baik untuk barang dagangan maupun lain-lain, maka disediakan kolom untuk rekening-rekening yang sering berulang terjadi, sedangkan untuk rekening yang jarang terjadi disediakan kolom serba-serbi, sehingga bentuknya dapat sebagai berikut:
Jurnal Pembelian                                                                                         Halaman ………
Keterangan :
Jika terjadi pembelian barang yang kolomnya sudah tersedia maka pencatatannya dilakukan sebagai berikut :
  • Mencatat tanggal kejadian, nomor faktur dan syarat pembayaran pada kolom yang tersedia.
  • Mencatat nama dan alamat kreditur pada kolom keterangan.
  • Mencatat jumlah rupiah pada sisi debet di kolom rekening yang sesuai dan pada sisi kredit pada kolom utang dagang.

Jika terjadi pembelian barang secara kredit sedangkan kolomnya tidak tersedia secara khusus, maka nama rekening dan jumlahnya dicatat pada kolom serba-serbi, dan selanjutnya jumlahnya dicatat pula pada sisi kolom utang dagang.
Contoh :
Perusahaan dagang Nurani dalam bulan maret 1991 mencatat transaksi-transaksi berikut, yang berhubungan dengan pembelian secara kredit :
2 Maret : Dibeli barang dagang dari pt. Agung dengan harga Rp. 750.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30.
9 Maret : Dibeli secara kredit dari toko merapi, perlengkapan toko seharga Rp. 125.000,00.
12 Maret : Dibeli dari PD. Rinjani barang dagang seharga Rp. 1.500.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/60.
15 Maret : Dibeli barang dagang dari toko Muria dengan syarat pembayaran 1/10, n/30 seharga Rp. 900.000,00.
18 Maret : Dibeli secara kredit dari toko Bromo perlengkapan toko seharga Rp. 250.000,00.
25 Maret : Dibeli peralatan untuk kantor dengan harga Rp. 750.000,00.
Jika jurnal pembelian berfungsi untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit saja, maka transaksi-transaksi diatas dicatat sebagai berikut :
Jurnal Pembelian                                                                                         Halaman :
Jurnal Umum                                                                                               Halaman : 
Jika jurnal pembelian dipakai untuk mencatat pembelian secara kredit, baik untuk barang dagang maupun lain-lain, maka pencatatannyasebagai berikut :
Jurnal Pembelian                                                                                          Halaman : 
2. Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas yang akan diposting di sebelah kredit akun kas dan potongan pembelian.
Adapun transaksi-transaksi  yang dapat dicatat pada jurnal pengeluaran kas adalah:
Pembelian barang dagang secara tunai 
Pembelian barang lainnya seperti: perlengkapan, peralatan dan lain-lain secara tunai
Pembayaran utang
Pengambilan uang untuk keperluan pribadi (prive)
Pengeluaran tunai lainnya

Jurnal pengeluaran kas dapat berbentuk sebagai berikut :
Penjelasan:
Transaksi yang kolomnya sudah tersedia, pencatatannya dilakukan sebagai berikut:
  1. Mencatat tanggal,nomor bukti, pada kolom yang tersedia.
  2. Mencatat nama dan alamat debitur atau keterangan lain yang bersangkutan dengan transaksi, pada kolom keterangan.
  3. Mencatat jumlah disisi debet pada kolom rekening yang sesuai dan sisi kredit kolom kas.

Transaksi yang kolomnya tidak tersedia, pencatatannya dilakukan seperti diatas, namun untuk nama rekening dan jumlahnya dicatat pada kolom serba-serbi.
Kolom kas untuk mencatat jumlah uang yang dibayarkan sedangkan kolom potongan pembelian untuk mencatat jumlah potongan atas pembayaran utang karna melunasi dalam masa potongan.
Contoh:
Perusahaan dagang Nurani dalam bulan Maret 1991 mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas sebagai berikut:
1 Maret : Dibeli tunai barang dagang dari toko Ciliwung seharga Rp.  650.000,00.
4 Maret : Dibeli dari toko Cisadane mesin tik untuk kantor dengan harga Rp. 475.000,00.
5 Maret : Dibayar utang kepada toko Merpati sebesar Rp.  250.000,00.
7 Maret : Dibeli tunai barang dagang dari toko citarum dengan
Harga………………………………….          Rp.  500.000,00
Rabat 10%…………………………….          Rp.    50.000,00 –
Dibayar per kas                                                Rp. 450.000,00
11 Maret : Dibayar utang kepada PT. Agung sebesar Rp.  720.000,00 dengan memperoleh potongan tunai 2%.
13 Maret : Dibeli kertas tik, karbon, clip secara tunai dengan harga Rp.  125.000,00.
20 Maret : Dibayar lunas faktur toko Muria tanggal 15 Maret yang lalu sebesar Rp. 900.000,00 dengan potongan tunai 1%.
30 Maret : Dibayar gaji kariyawan Rp.  500.000,00.
Pencatatannya dalam jurnal pengeluaran kas adalah sebagai berikut:
3. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
 Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan secara kredit. Pada akhir periode, jurnal penjualan diposting ke dalam buku besar dengan mendebit akun piutang dagang dan mengkredit akun penjualan. Buku tambahan yang dibuat adalah buku piutang dan buku persediaan.

Jurnal penjualan dapat berbentuk sebagai berikut:
Jurnal Penjualan                                                                                          Halaman : …..

Keterangan:
  1. Tempat mencatat tanggal terjadinya transaksi.
  2. Tempat mencatat nomor faktur.
  3. Diisi dengan nama debitur beserta alamatnya.
  4. Tenpat mencatat syarat pembayaran, misalnya 2/10, n/30.
  5. Untuk memberi tanda (v) jika jumlah tersebut sudah dipindahkan kebuku besar pembantu piutang.
  6. Untuk mencatat jumlah sesuai dengan yang terdapat pada faktur.
Contoh:
Perusahaan dagang Nurani dalam bulan Maret 1991 mencatat transaksi-transaksi    penjualan    barang dagang secara kredit sebagai berikut:
5 Maret :Dijual kepada toko Sumba barang  dagang dengan harga Rp. 650.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30 No. Faktur 021.
8 Maret : Faktur No. 013 dikirimkan kepada toko Melati atas penjualan barang seharga Rp. 800.000,00 syarat pembayaran 1/10,n/60.
21 Maret : Dijual kepada toko Sawu barang dagang dengan harga Rp. 1.200.000,00 syarat pembayaran 3/10, n/30 No. Faktur 014.
28 Maret : Dijual kepada toko Mawar barang dagang seharga Rp. 600.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30. No. Faktur 015.


Pencatatannya dalam jurnal penjualan:
Jurnal Penjualan                                                                                    Halaman : 
4. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan uang tunai. Pada akhir periode, jurnal penerimaan kas akan diposting di sebelah debit akun kas dan potongan penjualan. Oleh karena itu sumber pencatatan dalam buku jurnal tersebut pada umumnya terdiri atas kuintansi (lembar dua atau fotocopy) dan copy nota kontan.
Jenis transaksi penerimaan uang yang sering terjadi  pada perusahaan dagang secara umum sebagi berikut:
Penjualan barang dagang secara tunai yang analisisnya:
-debet : kas
-Kredit : penjualan
Penerimaan piutang usaha tanpa memberikan potongan, yang analisisnya:
-debet : kas
-kredit  : piutang usaha
Penerimaan piutang usaha dengan memberikan potongan: 
-debet : kas 
- potongan penjualan
Jurnal penerimaan kas dapat berbentuk sebagai berikut:
Penjelasan:
Transaksi yang kolom rekeningnya sudah tersedia, dicatat tanggal kejadianya pada kolom tanggal , nama atau keterangan lain pada kolom keterangan, sedangkan jumlahnya dicatat di sisi debit pada kolom kas, dan sisi kredit pada kolom yang sesuai.
Transaksi yang kolom rekeningnya tidak tersedia, jumlahnya dicatat pada kolom kas disisi debet dan nama rekening serta jumlahnya dicatat pada kolom serba-serbi.
Kolom kas untuk mencatat uang yang diterima, sedangkan kolom potongan penjualan untuk mencatat jumlah potongan yang diberikan karena pelunasan piutang dalam masa potongan.
Setiap transaksi paling sedikit dicatat dalm dua kolom, yaitu satu kali di sisi debet dan satu lagi disisi kredit.
Contoh:
Perusahaan dagang Nurani dalam bulan Maret 1991 mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan penerimaan kas sebagai berikut:
6   Maret : Dijual tunai kepada toko Toba barang dagang dengan harga Rp. 475.000,00.
8   Maret : Diterima dari toko Mawar sebesar Rp. 350.000,00.
14 Maret : Diterima dari toko Sumba pelunasan faktur tanggal 5 Maret sebesar Rp. 625.000,00 dengan potongan tunai 2%.
16 Maret : Dijual barang dagang secara tunai kepada toko Tondano seharga Rp. 250.000,00.
19 Maret : Diterima dari toko Melati pelunasan faktur tanggal 8 Maret 1991 sebesar Rp. 800.000,00 .
21 Maret : Diterima uang sewa sebagian ruangan sebesar Rp. 250.000,00.
22 Maret : Diterima dari toko Sawu Rp. 625.000,00 sebagai pelunasan utangnya.
26 Maret : Dipinjam uang dari BNI 1946 uang sebesar Rp. 2.000.000,00.
Pencatatan dalam jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut:
Jumlah Penerimaan Kas                                                                                          Halaman : 05

5. Jurnal Umum (General Journal)
Jurnal untuk mencatat transaksi yang tidak dapat dibukukan ke dalam jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal pengeluaran kas.
Contoh:
4 maret 1991 : Dikirim  Nota Debet kepada PT. Agung sehubungan dengan pengembalian barang dagangan yang dibeli karena tidak sesuai dengan mutu pesanan, sebesar Rp. 30.000,00.
7 Maret 1991 : Diterima kembali dari toko Sumba barang dagangan sebesar Rp. 25.000,00 karena rusak.
Pencatatannya dalam Jurnal Umum                                                        Halaman : 03












TIPE DAN BENTUK ORGANISASI

TIPE DAN BENTUK ORGANISASI

        Dalam organisasi di Indonesia saat bermacam -macam bentuk organisasi baik bersifat organisasi kemasyarakatan ,atau organisasi partai politik.Bahkan dalam pemerintahan di katakan organisasi beskala nasional.karena organisasi itu terdiri dari anggota dan pengurus. Di dalam bentuk organisasi dapat kita bedakan sebagai berikut:

1. Piramida Mendatar(flat)
menpuanyai ciri-ciri diantaranya :
a. Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hararki kewenangan sedikit.
b. jumlah pekerja(bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
c. Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil,di negara kita bisa kita lihat misal nya organisasi kemiliteran.

2. Piramida Terbalik.
Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan dari tipe piramida terbalik adalah jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/ lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan.

3. Type Kerucut
type organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.Rentang kendali sempit.
c.Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada penjabat/pimpinan yang bawah/rendah
d.Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e.Jumlah informasi jabatan cukup besar.

Bentuk Organisasi:
Dalan berorganisasi tentu mempunyai bentuk bentuk organisasi
1. Bentuk organisasi staff
2. Bentuk organisasi lini
3.Bentuk organisasi fungsional
4. Bentuk organisasi fungsional dan lini
5. Bentuk organisasi fungsional dan staff
6. Bentuk organisasi lini dan staff

Struktur atau skema organisasi
Struktur atau skema organisasi yaitu satuan organisasi yang mempunyai hubungan dan saluran wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi.jadi arti organisasi dan tipe organisasi sering disamakan, padahal keduanya berbeda. Menurut tipenya organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dengan tipe piramid dan organisasi dengan tipe kerucut. Bentuk organisasi memandan dari segi tata hubungan , wewenang , dan tanggung jawab yang ada dalam suatu organisasi..

Tipe atau bentuk organisasi

           Bentuk Organisasi Garis : Bentuk ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.

           Bentuk Organisasi Fungsional: Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.

           Bentuk Organisasi Garis dan Staff : Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.

           Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff : Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.

Struktur dan Skema organisasi:
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan ,sedangkan disetiap komponen dari organisasi tersebut adalah saling tergantung,yang apabila setiap bagian dapat dikeloladengan baik maka organisasi tersebutpun akan ikut membaik.sedangkan

Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada.hal ini akan sangat mempengaruhi dalam kelancaran atau kesejahteraan organisasi
tersebut,lingkunan adalah faktor yang sangat mempengaruhi.tentu dalam tujuan sebuah organisasi yang baik tidak akan mengorbankan lingkungan sekitar demi kepentingan organisasinya semata.
Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu :

1. Bentuk Vertikal
2. Bentuk Mendatar / horizontal
3. Bentuk Lingkaran / circular
4. Bentuk Setengah lingkaran / semi Sircular
5. Bentuk Elliptical
6. Bentuk Piramida terbalik (Invented Piramid)

Bagan organisasi adalah suatu upaya dengan tulisan atau lisan untuk menunjukan tingkatan organisasi.

1. Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.

2. Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.


3. Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.

4. Bagan Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat Elips kea rah bidang elips.

TIPE-TIPE ORGANISASI
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka. Namun dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.

ORGANISASI FORMAL
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel.

ORGANISASI INFORMAL
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.

Organisasi Primer,
 organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.

Organisasi Sekunder,
Organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.

4.TIPE ORGANISASI BERDASARKAN SASARAN POKOK MEREKA
Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya adalah:

a.Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations),
 yaitu organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.

b.Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations),
 yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.

c.Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)

d.Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations)

e.Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations)

f.Organisasi-organisasi sosial (social organizations)

g.BENTUK-BENTUK ORGANISASI

5.ORGANISASI POLITIK
Organisasi politik adalah organisasi atau kelompok yang bergerak atau berkepentingan atau terlibat dalam proses politik dan dalam ilmu kenegaraan, secara aktif berperan dalam menentukan nasib bangsa tersebut. Organisasi politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi seperti kelompok advokasi yang melobi perubahan kepada politisi, lembaga think tank yang mengajukan alternatif kebijakan, partai politik yang mengajukan kandidat pada pemilihan umum, dan kelompok teroris yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya. Dalam pengertian yang lebih luas.

6.ORGANISASI SOSIAL
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

7.ORGANISASI MAHASISWA
Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan lintas-kampus. Sebagian organisasi mahasiswa di kampus Indonesia juga membentuk organisasi mahasiswa tingkat nasional sebagai wadah kerja sama dan mengembangkan potensi serta partisipasi aktif terhadap kemajuan Indonesia, seperti organisasi Ikahimbi dan ISMKI. Di luar negeri juga terdapat organisasi mahasiswa berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia, yang beranggotakan pelajar dan mahasiswa Indonesia.

8.ORGANISASI OLAHRAGA
Organisasi olahraga adalah organisasi yang berisikan berbagai macam cabang olahraga.

9.ORGANISASI SEKOLAH
Organisasi sekolah adalah organisasi yang dibentuk atas inisiatif siswa maupun guru disuatu sekolah , seperti OSIS , koperasi sekolah,dll.

10.ORGANISASI NEGARA
Organisasi negara adalah struktur goverment pemerintahan di suatu negara yang menentukan jalanya pemerintahan dengan lancar.

STRUKTUR ORGANISASI KELAS XII TAV SMK MERCUSUAR

PENUTUPAN REKENING DAN PENYESUAIAN KEMBALI

JURNAL PENUTUP
pengertian:
jurnal yang dibuat untuk memindahkan rekening yang sifatnya sementara.

Fungsi:
  1. Agar dapat memisahkan antara pendapatan dan biaya periode sekarang dengan periode yang akan datang.
  2. Agar rekening modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir periode akuntansi
  3. Agar buku besar telah seimbang sebelum memulai kembali pencatatan pada periode berikutnya.

Tahapan dalam penutupan buku:
  1. semua rekening pendapatan di debit sebesar masing – masing saldo akhirnya. Rekening r atau l dikredit dengan jumlah saldo akhir rekening – rekning tersebut
  2. semua rekening biaya di kredit sebesar masing – masing saldo akhirnya dan rekening r atau r di debit sebesar sejumlah saldi akhir rekening – rekening tersebut
  3. selisih antara jumlah sisi debit dan sisi kredit rekening rugi / laba di debit dan di kredit rekening modal. Apabila perusahaan mengalami kerugian rekening rugi/laba di kredit dan rekening modal di debit 
  4. rekening prive di kredit sebesar saldo akhirnya dan rekening modal didebit dengan jumlah yang sama 
Ayat Jurnal Penutup :
a. Penutupan Perkiraan Pendapatan
b. Penutupan Perkiraan Biaya atau Beban
c. Penutupan Perkiraan Ikhtisar L/R
d. Penutupan Perkiraan Prive
a) Menutup Perkiraan Pendapatan
Pendapatan xxx
Ikhtisar L/R xxx
b) Menutup Perkiraan Biaya
Ikhtisar L/R xxx
Biaya A xxx
Biaya B xxx
  dsb
c) Menutup Perkiraan Ikhtisar L/R
Ikhtisar L/R xxx LABA
Modal xxx

Modal xxx RUGI
Ikhtisar L/R xxx
d) Menutup Perkiraan Prive
Modal xxx
Prive xxx
   
JURNAL PENYESUAIAN KEMBALI
PENGERTIAN:
Jurnal Penyesuaian Kembali sering disebut sebagai jurnal penyesuaian kembali atau jurnal pembalikan, sebab jurnal yang dibuat dengan cara membalik pendebitan dan pengkreditan dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya.
Tujuan pembalik diperlukan untuk menghindari pengakuan pendapatan dan beban berganda karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian untuk transaksi akrual dan transaksi deferral tertentu. Disamping itu pembuatan ayat jurnal pembalik ini bukan suatu keharusan tergantung sistem pencatatan akuntansi perusahaan dalam hal pengakuan harta atau beban dan utang atau pendapatan. 

HAL-HAL YANG MEMERLUKAN JURNAL KEMBALI
1. Beban-beban yang masih harus dibayar.
2. Beban dibayar di muka (bila dicatat sebagai beban).
3. Pendapatan yang masih harus diterima.
4. Pendapatan diterima di muka (bila dicatat sebagai pendapatan).
5. Pemakaian Perlengkapan (jika dicatat sebagai beban)

a. Penyesuaian kembali terhadap hutang gaji 
contoh :
Sewa ruangan :
Jurnal sebelumnya Biaya Sewa xxx
Utang Sewa xxx

Jurnal Pembalik Utang Sewa xxx
Biaya Sewa xxx

Sehingga pada saat utang sewa sudah dibayar :
Biaya Sewa xxx
Kas xxx

AYAT JURNAL PEMBALIK (REVERSING ENTRIES)
Setelah berakhirnya satu periode akuntansi, maka langkah awal memasuki periode akuntansi berikutnya adalah membuat ayat jurnal pembalik. Jurnal pembalik pada hakekatnya adalah jurnal untuk membalikan ayat jurnal penyesuaian, namun tidak semua ayat jurnal penyesuaian harus dibalikan. Disamping itu pembuatan ayat jurnal pembalik ini bukan suatu keharusan tergantung sistem pencatatan akuntansi perusahaan dalam hal pengakuan harta atau beban dan utang atau pendapatan. Sekali perusahaan menggunakan pendekatan beban dan pendapatan maka perusahaan harus konsisten (tidak bolah berubah-ubah) harus tetap dipertahankan. 
Dasar penyusunan ayat jurnal pembalik adalah dari jurnal penyesuaian, indikator suatu ayat jurnal penyesuaian memerlukan jurnal pembalik adalah jika suatu ayat jurnal penyesuaian memunculkan akun riil yang baru (belum muncul di neraca saldonya) 
Peristiwa-peristiwa secara kronologis yang memerlukan ayat jurnal pembalik adalah sebagai berikut : 
1. Pencatatan dengan pendekatan pengakuan beban dan pendapatan 
a. Pembayaran beban yang dibayar dimuka diakui sebagai beban, contoh pembayaran sewa untuk masa yang akan datang tetapi dibayar di awal masa sewa, perusahaan mencatat sebagai Beban Sewa. 
Jurnal Umumnya : 
 
Pada akhir periode akan muncul jurnal penyesuaian untuk mengkoreksi pengakuan beban sewa di atas, yaitu :

Dari awal transaksi pembayaran sewa diakui sebagai beban sewa (terlihat di jurnal umumnya) maka dalam neraca saldo yang muncul juga akun beban sewa, sehingga akun sewa dibayar dimuka (golongan akun harta) dalam jurnal penyesuian adalah akun riil yang baru. Oleh karena itu jurnal penyesuian ini memerlukan jurnal pembalik, yaitu :


b. Penerimaan pendapatan yang diterima dimuka diakui sebagai pendapatan, contoh pendapatan sewa untuk masa yang akan datang tetapi diterima pembayarannya di awal masa sewa, perusahaan mencatat sebagai Pendapatan Sewa.
Jurnal Umumnya :

Pada akhir periode akan muncul jurnal penyesuaian untuk mengkoreksi pengakuan pendapatan sewa di atas, yaitu :
Dari awal transaksi pendapatan sewa diakui sebagai pendapatan sewa (terlihat di jurnal umumnya) maka dalam neraca saldo yang muncul juga akun pendapatan sewa, sehingga akun pendapatan sewa diterima dimuka (golongan akun utang) dalam jurnal penyesuian adalah akun riil yang baru. Oleh karena itu jurnal penyesuian ini memerlukan jurnal pembalik, yaitu :

2. Pengakuan terhadap pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan ....) dan beban yang masih harus dibayar (utang beban .....).
a. Jika pada akhir periode akuntansi diakui pendapatan bunga dari bank yang masih harus diterima maka akan terlihat dalam jurnal penyesuaiannya yaitu :

Piutang bunga dalam jurnal penyesuaian di atas tidak akan nampak pada neraca saldonya sehingga akun piutang bunga tergolong akun riil yang baru yang memerlukan ayat jurnal pembalik yaitu :

b. Jika pada akhir periode akuntansi diakui terdapat beban gaji yang masih yang masih harus dibayar (Utang gaji) maka akan terlihat dalam jurnal penyesuaiannya yaitu :


Utang Gaji dalam jurnal penyesuaian di atas tidak akan nampak pada neraca saldonya sehingga akun Utang Gaji tergolong akun riil yang baru yang memerlukan ayat jurnal pembalik yaitu :






NERACA LAJUR

PENGERTIAN:
suatu kertas berkolom-kolom(berlajur-lajur) yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan dengan cara yang sistematis. Neraca lajur biasa disebut kertas kerja(work sheet).

TUJUAN:

  1. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan
  2. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuanganyang formal.
  3. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam  membuat jurnal penyesuaian

PENYUSUNAN:
Penyusunan neraca lajur dimulai dari neraca saldo sebelum diadakan penyesuaian dan kemudian dengan memasukkan data-data penyesuaian dapatlah ditentukan data-data yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan. Neraca lajur tersebut haruslah disusun berkolom-kolom dan untuk perusahaan dagang atau jasa biasanya terdiri dari 4 kolom yaitu :
Kolom neraca saldo yang terdiri dari kolom D dan K
Kolom adjustment yang terdiri dri kolom D dan K
Kolom rugi laba yang terdiri dari kolom D dan K
Kolom neraca akhir yang terdiri dari kolom D dan K
Dalam prakteknya bentuk neraca lajur yang banyak digunakan terdiri dari lima pasang kolom dimana tiap-tiap pasang kolom terdiri atas kolom debet dan kredit.
Adapun prosedur yang harus dilaksanakan dalam penyusunan neraca lajur sebagai berikut :
  1. Nama perusahaan, Neraca Lajur dan Periode penyusunan ditulis di tengah atas.
  2. Mengisi kolom keterangan untuk nama akun-akun.
  3. Menyiapkan neraca saldo pada kertas kerja dengan memasukkan angka-angka dari setiap saldo akun yang ada di buku besar dan dijumlahkan dari akun pada neraca saldo ke kolom 1 sebelah debit dan ke 2 sebelah kredit.
  4. Menyiapkan penyesuaian dalam kolom penyesuaian dengan memasukkan angka-angka dari jurnal penyesuaian pada kolom penyesuaian. Kolom ke 3 sebelah debit, ke 4 sebelah kredit dan setiap kolom dijumlahkan. Kita perlu mengingat bahwa penyesuaian tidaklah dijurnal hingga kertas kerja selesai diselesaikan dan laporan keuangan telah disiapkan.
  5. Memasukkan saldo-saldo yang telah disesuaikan dalam kolom neraca saldo setelah penyesuaian dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan kolom neraca saldo dan kolom penyesuaian (penjumlahan atau pengurangan dari kolom 1,2,3 dan 4) dari masig-masing akun dan hasilnya dimasukkan ke kolom 5 dan ke 6 (neraca saldo setelah disesuaikan) kolom ke 5 harus dijumlah begitu juga kolom ke 6.
  6. Berdasarkan angka dari neraca saldo setelah disesuaikan (kolom 5 dan 6) dipilih akun pendapatan dan beban dan dimasukkan ke kolom laporan laba rugi yaitu kolom ke 7 debit dan kolom 8 kredit. Kolom ke 7 dijumlah dan juga kolom 8, jika kolom 8 lebih besar dari pada kolom7 maka laba, angka selisih dimasukkan pada kolom 7 dan sebaliknya.
  7. Masih berdasarkan angka dari kolom neraca saldo setelah disesuaikan, maka dipilih akun modal, laba (kolom ke 7) atau rugi (kolom 8) dan prive dimasukkan ke kolom perubahan modal yaitu kolom 9 debit dan kolom 10 kredit. Pada perusahaan yang mengalami laba, maka angka laba dari kolom 7 dimasukkan ke kolom 10, jika rugi dari angka kolom 8 dimasukkan ke kolom 9. Kolom 8 dijumlahkan dan juga kolom 9, selisih yang terjadi merupakan modal akhir yang dimasukkan ke kolom 9

Jumlah laba bersih diatas dimasukkan ke dalam sisi debit kolom rugi-laba sebagai angka pengimbang dan juga pada baris yang sama dimasukkan ke dalam sisi kredit kolom neraca. pada kolom nama akun di beri keterangan laba bersihuntuk menjelaskan angka tersebut. Langkah terakhir adalah menjumlahkan kembali kolom rugi-laba dan kolom-kolom neraca. jumlah sisi debit dan jumlah sisi kredit kedua kolom tersebut harus sama.

Alasan dimasukkannya laba bersih dalam sisi kredit kolom neraca adalah karena laba mengakibatkan modal bertambah. Apabila jumlah debit kolom neraca tidak sama dengan jumlah sisi kreditnya, maka hal ini berarti bahwa dalam pembuatan neraca lajur tersebut telah terjadi kesalahan.

Seandainya jumlah sisi debit kolom rugi-laba > jumlah sisi kreditnya, maka selisih kedua sisi tersebut menunjukkan rugi bersih.Jumlah rugi bersih tersebut dimasukkan kedalam sisi kredit kolom rugi-laba sebagai angka pengimbang, dan pada baris yang sama juga dimasukkan pada sisi debit kolom neraca, sehingga jumlah kedua sisi dari kolom rugi-laba dan kolom neraca akan seimbang.
Adapun prosedur penyusunan neraca lajur adalah sebagai berikut.
1. Memasukkan saldo-saldo yang terdapat dalam rekening buku besar ke dalam kolom Neraca Saldo (NS) pada formulir neraca lajur, di mana jumlah debit dengan jumlah kredit harus sama. 


2. Membuat jurnal penyesuaian dengan menganalisis data dan memasukkan ke dalam neraca lajur kolom Ayat Penyesuaian (AP). 

3. Menjumlahkan atau mencari selisih antara kolom Neraca Saldo dengan kolom Ayat Penyesuaian, dan mengisi kolom Neraca Saldo setelah Disesuaikan (NSD). 

4. Memindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom Neraca Saldo setelah Disesuaikan ke dalam kolom Laba/Rugi dan kolom Neraca. 
  • Untuk rekening riil atau neraca yakni rekening Harta, Utang, dan Modal, harus dipindahkan ke dalam neraca lajur kolom Neraca. 
  • Untuk rekening nominal atau laba rugi yakni rekening Pendapatan dan Beban, harus dipindahkan ke dalam neraca lajur kolom Laba/rugi.
5. Menjumlahkan kolom laba rugi dan neraca. Seandainya kolom laba rugi lebih besar sebelah kredit, berarti laba, maka jumlah laba dipindahkan ke kolom neraca sebelah kredit. Sebaliknya, jika jumlah dalam kolom laba rugi lebih besar sebelah debit berarti rugi, maka jumlah rugi dipindahkan ke kolom neraca sebelah debit. 

Contoh: 
Di bawah ini adalah saldo-saldo yang terdapat dalam buku besar, Perusahaan ADHI JAYA, Medan per 31 Desember 2005.


Data penyesuaian per 31 Desember 2005 sebagai berikut.
a. Persediaan perlengkapan kantor yang masih ada akhir tahun 2005 sebesar Rp 800.000,00
b. Sewa tersebut dibayar tanggal 2 Desember 2005 untuk jangka waktu 1 tahun mulai dari Desember 2005 sampai dengan November 2006.
c. Penyusutan atas peralatan kantor tahun 2005 sebesar Rp500.000,00.
d. Gaji yang masih harus dibayar sebesar Rp1.000.000,00.
e. Pendapatan jasa yang masih harus diterima sebesar Rp1.000.000,00.
Akun yang masih harus dibuka adalah:
506 Beban perlengkapan kantor
507 Beban sewa
508 Beban penyusutan peralatan kantor
122 Akumulasi penyusutan peralatan kantor
202 Utang gaji

Diminta: 
Susunlah ayat penyesuaian dalam jurnal umum dan neraca lajur 10 kolom!

Jawab: 
a. Ayat penyesuaian dalam jurnal umum dari Perusahaan ADHI JAYA, Medan akan tampak seperti berikut.



b. Kertas kerja atau neraca lajur
Dari semua data akuntansi Perusahaan ADHI JAYA, Medan dapat disusun neraca lajur sebagai berikut.