POS TRANSITORIS DAN ANTISIPASI

PENGERTIAN:
1. Pos Transitoris adalah pendapatan yang sudah diterima kasnya akan tetapi belum menjadi hak perusahaan, dan biaya yang sudah dibayar dengan kas akan tetapi belum menjadi kewajiban perusahaan.
Pada Pos Transitoris terdapat 2(dua) macam rekening,yaitu:
a. Pos Transitoris Aktif
Pos Transitoris Aktif adalah pos yang berhubungan dengan biaya –biaya yang sudah di bayar oleh perusahaan tetapi belum semuanya di manfaatkan oleh perusahaan. Contohnya perkiraan yang berhubungan dengan pos transitoris aktif sebagai berikut:

  • Persekot biaya / biaya dibayar di muka
    Biaya dibayar dimuka adalah bagian dari asset perusahaan dalam kelompok aktiva lancar, yang merupakan klaim kepada pihak tertentu yang pelunasannya dalam bentuk selain kas, karena itu tidak dikelompokan kedalam kelompok piutang. Transaksinya debet biaya dibayar dimuka selalu menyebabkan pengurangan terhadap asset perusahaan dalam bentuk kas. Perbedaannya dengan piutang adalah : Kalau piutang diharapkan pembayarannya dalam bentuk kas sedangkan biaya dibayar dimuka diharapkan perusahaan memperoleh selain kas, misalnya barang atau jasa yang diperlukan perusahaan. Biaya dibayar dimuka timbul akibat pembelian barang, jasa atau aktiva lain yang belum diterima atau belum sepenuhnya diterima oleh perusahaan. Contoh dari akun biaya dibayar di muka adalah sewa dibayar di muka, asuransi dibayar di muka, iklan dibayar di muka, bunga dibayar di muka, dan sebagainya.

b. Pos Transitoris Pasif
Pos Transitoris Pasif adalah pos yang berhubungan dengan penghasilan yang sudah diterima oleh perusahaan tetapi sebenarnya belum menjadi hak perusahaan. Contoh perkiraan yang berhubungan dengan pos transitoris pasif sebagai berikut:
Pendapatan Diterima di Muka
Pendapatan diterima dimuka adalah penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan pendapatan untuk periode yang bersangkutan, Penerimaan-penerimaan semacam ini akan tetap dilaporkan sebagai pendapatan yang diterima di muka sampai saat di mana penerimaan tadi diakui sebagai pendapatan,contohnya:

  • Penghasilan sewa di terima di muka
    Sewa Dibayar di Muka adalah pengeluaran yang dilakukan oleh suatu entitas untuk sewa suatu aset milik pihak lain yang jangka waktunya lebih dari satu Periode Akuntansi.
  • Penghasilan bunga yang di terima di muka

2. Pengertian Pos Antisipasi
Pos Antisipasi adalah pendapatan yang belum diterima dalam bentuk kas akan tetapi sudah menjadi hak perusahaan, dan biaya yang belum dibayar dengan kas akan tetapi sudah menjadi kewajiban perusaahaan. 
Sama halnya dengan Pos Transaitoris, pos antisipasi dibagi menjadi dua rekening,yaitu:
a. Pos Antisipasi Aktif
Pos Antisipasi Aktif adalah pendapatan-pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima kasnya. Transaksi ini dikenal dengan nama Pendapatan Yang Masih Akan Diterima atau Piutang Pendapatan. Contohnya: Perusahaan menyewakan gedung selama satu tahun terhitung dari 1 Juli 2006 sampai 30 Juni 2007. Biaya sewa selama satu tahun yaitu Rp. 8.000.000.00. dan diterima dibelakang pada 30 Juni 2007. Jika perusahaan membuat laporan keuangan pada 31 Juli 2006, maka pendapatan yang harus diterima untuk tahun 2006 adalah Rp. 200.000.00 yaitu sewa untuk jangka waktu 1 bulan terhitung dari 1 Juli 2006 sampai 31 Juli 2006 meskipun kasnya belum diterima. Pos antisipasi demikian menimbulkan adanya tagihan sewa yang akan dilaporkan sebagai aktifa yaitu sewa masih akan diterima.
b. Pos Antisipasi Pasif
Pos Antisipasi Pasif adalah beban-beban yang telah menjadi beban suatu periode akuntansi, akan tetapi belum dikeluarkan kasnya sampai pada akhir periode akuntansi yang bersangkutan.
Contoh transaksi yang berhubungan dengan pos ini adalah :
utang biaya gaji 
utang biaya iklan
3. Pencatatan Pos Transitoris Aktif dan Pasif serta Pos dalam Pendekatan Neraca dan Pendekatan Laba Rugi
Menurut Donald E Kieso, (2004 : 391) mengemukakan sebagai berikut :
a. Pendekatan laba rugi (Income statement approach)
Pendekatan laba rugi (income statement approach) merupakan jumlah beban piutang tak tertagih dan kredit yang berkaitan pada akun penyisihan tidak dipengaruhi oleh setiap saldo yang ada saat ini dalam akun penyisihan, karena estimasi beban piutang tak tertagih berhubungan dengan akun nominal (penjualan) dan setiap saldo dalam akun penyisihan diabaikan. Karenanya penandingan biaya dengan pendapatan secara tepat akan tercapai.
b. Pendekatan neraca (Balance sheet approach)
Sedangkan pendekatan neraca (balance sheet approach), berdasarkan pengalaman masa lalu, sebuah perusahaan dapat mengestimasikan presentase piutang beredarnya yang tidak akan tertagih, tanpa mengidentifikasi piutang tertentu. Prosedur ini menyediakan estimasi yang cukup akurat menyangkut nilai piutang yang dapat direalisasi, tetapi tidak sesuai dengan prinsip penandingan biaya dan pendapatan  dan  tujuan dari metode ini adalah melaporkan nilai realisasi bersih piutang dalam neraca
Berikut ini adalah contoh dari pencatatan dengan menggunakan pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi:

            Ø  Pencatatan pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi untuk pos transitoris aktif:

Ø  Pencatatan pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi untuk pos transitoris pasif:
4. Pencatatan Pos Antisipasi Aktif dan Pasif
Pos antisipasi aktif merupakan pendapatan yang diterima di belakang. Pendapatan untuk perioda tertentu yang belum diterima uangnya diakui melalui jumal penyesuaian pada akhir perioda. Jurnal penyesuaian tersebut dibalik pada hari kerja pertama perioda berikutnya.Penerimaan kas dicatat dengan mendebit rekening Kas dan mengkredit rekening Pendapatan. 
Contoh pencatatannya
Contoh pencatatannya
Piutang Penghasilan                              Rp xx
         Penghasilan           Rp xx
 Pos antisipasi pasif merupakan biaya yang dibayar di belakang. Biaya untuk perioda tertentu yang belum diterima uangnya diakui melalui jumal penyesuaian pada akhirperioda. Jurnal penyesuaian tersebut dibalik pada hari keria pertama perioda berikutnya.Pembayaran kas dicatat dengan mendebit rekening biaya dan mengkredit rekening Kas.

 
Contoh pencatatannya
Biaya                              Rp xx
         Hutang           Rp xx
1.      Contoh Permasalahan yang berkaitan dengan rekening Pos Transitoris Aktif dan Pasif serta Pos Antisipasi Aktif dan Pasif
Ada dua cara pencatatan pada waktu melakukan pembayaran beban ( biaya ) :
a.          Pendekatan Neraca, yaitu pembayaran beban dicatat dalam rekening “ Beban dibayar di muka “
b.         Pendekatan Rugi Laba, yaitu pembayaran beban dicatat dalam rekening “ Beban….”

Contoh :
Pada Tanggal 1 April 1990 membayar premi asuransi untuk satu tahun Rp. 240.000,00.

a.       Jika menggunakan pendekatan neraca, transaksi tersebut dicatat dalam rekening :

Asuransi dibayar dimuka ( Debet )     Rp. 240.000,00
                              Kas ( Kredit )                                                              Rp. 240.000,00

Jumlah tersebut akan tetap terlihat pada rekening asuransi dibayar di muka di neraca saldo 31 Desember 1990.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 1990 tersebut sebenarnya asuransi yang sudah dimanfaatkan adalah 9 bulan ( 1 April 1990 – 31 Desember 1990 ). Ini berarti sejumlah Rp. 180.000,00 ( 9/12 x Rp. 240.000,00 ) sudah menjadi beban tahun 1990. Maka jumlah tersebut harus dipindahkan dari rekening “ Asuransi dibayar dimuka “ ke rekening “ Beban Asuransi “ dengan jurnal penyesuaian :

Beban Asuransi                                               Rp. 180.000,00
                              Asuransi dibayar di muka                                           Rp. 180.000,00



b.      Jika menggunakan Pendekatan Rugi Laba , transaksi pada contoh di atas pada tanggal 1 April 1990, dicatat dalam rekening :

                  Biaya Asuransi ( debet )                                 Rp. 240.000,00
                              Kas ( Kredit )                                                              Rp. 240.000,00

Sampai dengan tanggal 31 Desember 1990 sebenarnya yang sudah menjadi beban baru 9 bulan ( Rp. 180.000,00 ). Sedangkan sisanya ( Rp. 60.000,00 ) bukan merupakan beban tahun 1990.
Maka jumlah yang eblum merupakan beban tersebut harus di pindahkan dari rekening ” Biaya Asuransi “ ke rekening “Asuransi dibayar di muka “ , dengan jurnal penyesuaian :

Asuransi dibayar di muka                               Rp. 60.000,00
                              Beban Asuransi                                                           Rp. 60.000,00

Pada waktu menerima pendapatn pada umumnya dicatat dalam rekening pendapatan ( Pendekatan Rugi – Laba ), tetapi kadang – kadang pendapatan yang diterima untuk lebih dari satu periode dicatat dalam rekening Pendapatan diterima di muka ( Pendekatan neraca ).

Contoh :

Pada tanggal 1 Juli 1990 diterima sewa untuk 2 tahun Rp. 2.000.000,00.

a.                   Jika mengunakan pendekatan neraca transaksi tersebut di catat dalam rekening :

Kas ( debit )                                        Rp. 2.000.000,00
                              Sewa diterima di muka ( kredit )                                Rp. 2.000.000,00

Jumlah tersebut akan tetap terlihat pada rekening sewa diterima di muka di neraca saldo 31 Desember 1990.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 1990 tersebut, sebenarnya yang sudah merupakan pendapatan tahun 1990, adalah 6 bulan ( 1 Jli 1990 – 31 Desember 1990) = 6/24 x Rp. 2.000.000,00 = Rp. 500.000,00. Sedang selebihnya ( Rp. 1.500.000,00 ) belum merupakan pendapatan tahun 1990.
Karena pada saat penerimaan sewa dicatat dalam rekening sewa diterima di muka maka untuk jumlah yang sudah merupakan pendapatan tahun 1990 harus dipindahkan ke rekening Pendapatan Sewa dengan jurnal Penyesuaian  sebagai berikut :

Sewa diterima di muka                                   Rp. 500.000,00
                              Pendapatan sewa                                                        Rp. 500.000,00

b.                  Jika menggunakan pendekatan Rugi – Laba, transaksi di atas dicatat dalam rekening :

Kas ( debit )                                        Rp. 2.000.000,00
                              Pendapatan sewa ( kredit )                                         Rp. 2.000.000,00

Sampai dengan tanggal 31 Desemmber 1990, sebenarnya yang sudah merupakan pendapatan tahun 1990 adalah Rp. 500.000,00. Sedang selebihnya ( Rp. 1.500.000,00 ) belum merupakan pendapatan.
Jumlah ini harus dipindahkan ke rekening Pendapatan Sewa diterima di muka dengan jurnal penyesuaian :

Pendapatan sewa                                            Rp. 1.500.000,00
                              Sewa diterima di muka                                               Rp. 1.500.000,00







Perusahaan membayar gaji pegawai mingguan tiap hari sabtu. Tarif gaji Rp.  40.000,00 per hari. Pembayaran gaji terakhir tanggal 27 Desember dengan demikian gaji karyawan tanggal 29, 30, dan 31 Desember belum di bayar karena baru akan di bayar pada hari Sabtu tanggal 3 Januari tahun berikutnya. Ini berarti sampai akhir periode akuntansi terdapat gaji yang beluum di bayar 3 hari @ Rp. 40.000,00 = Rp. 120.000,00.

Jurnal penyesuaiannya:
Beban gaji                               Rp.   120.000,00
                                    Utang gaji                                           Rp.  120.000,00

Suatu perusahaan menyimpan uang di Bank Pasifik, Rp.  1.000,000,00 pada tangggal 1 September 1990. Suku bunga 18%, bunga di terima 6 bulan sekali (tiap 1 Maret – 1 September).
Ini berarti bunga 6 bulan pertama baru akan di terima tanggal 1 Maret 1991 sehingga sampai akhir periode akuntansi, terdapat bunga yang di tunda penerimaannya selama 4 bulan (1 September – 31 Desember) yaitu 4/12 x 18% x Rp. 1.000.000,00 = Rp.  60.000,00.

Jurnal penyesuaiannya:

Piutang bunga                                                             Rp. 60.000,00
                                    Pendapatan bunga                                                       Rp. 60.000,00

PIUTANG DAN UTANG

PENGERTIAN:
Piutang : Tagihan yang ditujukan baik itu kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas.
Utang : Beban perusahaan atau individu yang timbul karena terjadinya transaksi atau pinjam meminjam uang kepada pihak lain.

Jenis-jenis Piutang:
a. PiutangDagang/ Piutang Usaha
Piutang dagang terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit kepada pihak lain/perusahaan lain.
b. Piutang Wesel
Piutang wesel merupakan janji tertulis yang dibuat oleh pihak debitor (yang berutang) kepada pihak kreditor (yang memberi utang) untuk membayar sejumlah uang seperti yang tertera dalam surat janji tersebut pada waktu yang telah ditentukan dimasa yang akan datang. Jangka waktu piutang wesel pada umumnya paling sedikit 60 hari.
c. Piutang Lain – lain
Piutang lain-lain meliputi piutang non usaha seperti pinjaman kepada karyawan maupun pinjaman kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan usaha. Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel.


Perbedaan beberapa Piutang:

Pengertian Piutang dan Utang Wesel
a) Piutang wesel 
Tagihan kepada pelanggan dari transaksi usaha yang dilengkapi dengan instrumen kredit berupa wesel, promes, ataupun aksep dan akan diterima dalam bentuk uang tunai di masa mendatang.
b) Utang Wesel
Perusahaan menandatanganipromes (wesel) untuk menarik pinjaman jangkapendek dari bank.

Jenis-jenis Utang Wesel
a. Utang Wesel Berbunga
Untuk wesel yang berbunga, bank akan membayar sebesar nilai nominalnya.
b. Utang Wesel takberbunga
Untuk wesel tanpa bunga akan dibayar oleh bank sebesa rnilai nominal ditabah dengan bunga.

Karakteristik Wesel
Wesel memiliki karakteristik yang mempengaruhi pencatatan dan pelaporan dala laporan keuangan. Berikut ini akan dijelaskan karakteristik - karakteristik tersebut :
a) Tanggal Jatuh Tempo
Tanggal jatuh tempo (due date atau maturity date) adalah tanggal suatu wesel harus dibayarkan. Dalam hal ini ada 2 keungkinan :

1. Wesel Harian, wesel dinyatakan dalam hari maka tanngal jatuh temponya dinyatakan dalam jumlah harian setelah tanggal penerbitan. contoh : tanggal penerbitan 12 Januari 2008 dengan uur 60 hari, maka jatuh teponya tanggal..








Maka jatuh tempo tanggal 13 Maret 2008

2. Wesel bulanan, wesel dinyatakan dalam bulan, maka tanggal jatuh temponya ditentukan dengan menghitung beberapa bulan ke depan dati tanggal penerbitan. Contoh : wesel berjangka waktu 3 bulan tertanggal 5 Juni 2008 akan jatuh tempo pada tanggal 5 September 2008
b) Bunga
Wesel biasanya menetapkan julmah bunga yang akan di bayarkan untuk periode antara tanggal penerbit dan tanggal jatuh tepo. Suku bunga didasarkan atas :
Piutang Wesel dapat dipindahtangankan dan ada yang tidak dapat dipindahtangankan. Jika wesel dapat dipindahtangankan artinya adalah yang membuat wesel akan membayar pada orang (badan) yang memegang wesel tersebut pada saat jatuh tempo.
Wesel yang dapat dipindahtangankan dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh
temponya.

Piutang Wesel biasanya timbul karena :
- terjadinya transaksi penjualan secara kredit
- pemberian pinjaman uang
- perubahan piutan dagang menjadi piutang wesel.

Perhitungan Bunga dan Diskonto
A. Perhitungan Bunga atas Utang Wesel maupun Piutang Wesel

Contoh :

Pada 1 Juni 2014 PT ABADI menjual barang dagangan kepadaFa.Andi dan Rekan dengan harga jual (setelah dikurangi rabat) Rp 300.000. Untuk itu, Fa.Andi dan Rekan menyerahkan wesel dengan nilai nominal Rp 300.000, jangka panjang waktu 6 bulan, bunga 24 %. Wesel ditanda tangani dan diserahkan pada 1 Juni 2014.Oleh karena jangka waktunya 6 bulan, maka tanggal jatuh temponya adalah 1 Desember 2014. Hitunglah jumlah yang diterima pada saat jatuh tempo ?
Jawaban :

B. Pendiskontoan Wesel
  • Pemegang wesel dapat mendiskontokan wesel kepihak lain sebelum tanggal jatuh tempo apabila ia membutuhkan uang dengan segera.
  • Pada pendiskontoan wesel, perusahaan menyerahkan wesel kepada bank, kemudian bank membayar kepada perusahaan dengan potongan (diskonto) tertentu.
Besarnya diskonto dihitung sebagai berikut:

Contoh :
Pada tanggal 1 Nopember 2014, PT Adi Laksamana mendiskontokan wesel berikut ke bank bni dengan diskonto 18 %. Nominal Rp 300.000.Tanggal Wesel 1 September 2014, jangka waktu wesel 6 bulan, tanggal jatuh tempo 1 Maret 2015, dan bunga wesel 24 %. Pendiskontoan dilakukan pada 1 Nopember 2014, maka bank BNI akan memegang wesel selama 4 bulan terhitung mulai 1 Nopember 2014 sampai 1 Maret 2015. Berapakah jumlah yang diterima oleh PT Adi Laksamana atau yang dibayar oleh bank BNI pada tanggal pendiskontoan wesel bunga dan wesel takberbunga ?

Jawaban :
Wasel tak berbunga






Jurnal yang dibuat pihak yang mendiskontokan wesel untuk mencatat pendiskontoan wesel di atas adalah :







3. Piutang Tak Tertagih

  • Penjualan secara kredit akan menimbulkan keuntungan sekaligus kerugian. 
  • Kerugian yang dialami oleh perusahaan meningkat karena meningkatnya jumlah piutang yang tidak ditagih. Kerugian ini disebut beban piutang tak tertagih. 
  • Pencatatan :Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha             XXCadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha          XX

A. Pengertian Piutang Tak Tertagih
Piutang Tak Tertagih yaitu klaim terhadap pihak tertentu atas uang, barang dan jasa yang tidak tertagih atau kerugian yang ditimbulkan atas penjualan secara kredit. Piutang tak tertagih adalah piutang pelanggan kepada perusahaan yang belum tentu bisa ditagih, antara lain karena pelanggan menghilangkan diri atau memang karena tidak mampu membayar.
Kerugian pendapatan yang memerlukan melalui jurnal pencatatan tepat pada akun, penuruan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba

B. Penghapusan Piutang
  • Apabila taksiran kerugian piutang benar-benar terjadi, maka piutang harus kita hapus.
  • Hanya pejaba berwenanglah yang boleh menyatakan hapusnya piutang. 
  • Pencatatan penghapusan piutang:
Cadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha    XX
Piutang Usaha                                                XX 

C. PencatatankembaliPiutang yang telahdihapus
  • Kadangkala perusahaan dapat menagih atau menerima kas dari pelanggan yang sudah dihapus.
  • Pencatatan penerimaan kas dari pelanggan yang sudah dihapus memerlukan dua buah jurnalyaitu :
Piutangusaha                                                         xx
Cadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha              xx

(mencatat timbulnya kembali piutang)
Kas                             xx
Piutangusaha             xx

(mencatat penerimaankas)
  • Bisa menggunakan jurnal sebagai berikut :
Kas                             xx
Cadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha              xx  

D. TaksiranKerugianPiutang
Terdapat dua dasar untuk menaksir jumlah kerugian piutang atau penurunan nilai piutang.Dua dasar tersebut adalah :
a. Persentase dari penjualan satu periode (Pendekatan laba rugi)
b. Persentase dari saldo piutang akhir periode (Pendekatan neraca)